Tips Menjadi Orangtua Full Time, Bukan Part Time
Sumber-Informasi.com - Menjadi orangtua itu tidak bisa disubkontrakkan kepada siapa pun. Menjadi penting bagi setiap keluarga untuk memahami bahwa membesarkan anak itu tidak sekadar melihat anak tumbuh secara fisik, tetapi juga harus mengawal pertumbuhan psikologisnya. Bukankah pada dasarnya setiap anak semua terlahir baik?
Anak itu amanah dan bukan beban. Mereka hadir bukan karena keinginannya. Beberapa orangtua hanya menganggap selesai menjadi orangtua ketika sudah memenuhi sandang dan pangannya.
Padahal, ada makanan batin yang juga memerlukan porsi yang cukup untuk konsumsi. Jadilah orangtua full time bukan part time. Hadir dalam jiwa dan ada untuk mereka. Namun bagaimana tips menjadi orangtua full time bukan part time?
Menggantikan pengasuhan kepada pembantu adalah alternatif akhir yang bisa dilakukan dan itu pun dengan segala konsekuensinya. Sebetulnya, sebesar-besarnya "intervensi" yang dilakukan pihak dari luar sehubungan dengan pengasuhan, tidak seharusnya membuat wibawa orangtua turun.
Jika hal ini sampai terjadi, sebenarnya karena orangtua memilih untuk menjadi tidak berwibawa di hadapan anak ataupun orang lain. Dalam hal ini, kondisi ibu dan suami, tanpa disadari; sengaja atau tidak disengaja, telah menyerahkan pengasuhan anak pada kondisi yang kurang menguntungkan.
Anak itu amanah dan bukan beban. Mereka hadir bukan karena keinginannya. Beberapa orangtua hanya menganggap selesai menjadi orangtua ketika sudah memenuhi sandang dan pangannya.
Padahal, ada makanan batin yang juga memerlukan porsi yang cukup untuk konsumsi. Jadilah orangtua full time bukan part time. Hadir dalam jiwa dan ada untuk mereka. Namun bagaimana tips menjadi orangtua full time bukan part time?
Menggantikan pengasuhan kepada pembantu adalah alternatif akhir yang bisa dilakukan dan itu pun dengan segala konsekuensinya. Sebetulnya, sebesar-besarnya "intervensi" yang dilakukan pihak dari luar sehubungan dengan pengasuhan, tidak seharusnya membuat wibawa orangtua turun.
Jika hal ini sampai terjadi, sebenarnya karena orangtua memilih untuk menjadi tidak berwibawa di hadapan anak ataupun orang lain. Dalam hal ini, kondisi ibu dan suami, tanpa disadari; sengaja atau tidak disengaja, telah menyerahkan pengasuhan anak pada kondisi yang kurang menguntungkan.
Untuk sementara ada beberapa langkah yang dapat dilakukan. Setiap anak sering kali lebih menyukai untuk mendapatkan hal-hal yang cukup menyenangkan baginya. Jika terjadi pengasuhan yang beragam, mereka biasanya mendekati orang-orang yang sekiranya dapat menyenangkannya dan menghindari adanya konsekuensi.
Sehingga, mereka kurang menyadari bahwa jika seseorang tidak pernah "teruji" dalam hidupnya, mustahil seseorang itu akan pernah menjadi kuat. Mereka akan cenderung kurang mampu memahami nilai-nilai kehidupan secara utuh dan akhirnya moralnya kurang berkembang dengan baik.
Pada persoalan ini, tentunya diperlukan beberapa langkah yang harus segera dilakukan, antara lain:
Sehingga, mereka kurang menyadari bahwa jika seseorang tidak pernah "teruji" dalam hidupnya, mustahil seseorang itu akan pernah menjadi kuat. Mereka akan cenderung kurang mampu memahami nilai-nilai kehidupan secara utuh dan akhirnya moralnya kurang berkembang dengan baik.
Pada persoalan ini, tentunya diperlukan beberapa langkah yang harus segera dilakukan, antara lain:
- Mendekatlah pada anak, baik secara lahir maupun batin.
- Membuat kesepakatan antara ibu dan pasangan untuk mulai berkomitmen mengawal anak dengan sungguh-sungguh. Semua harus dengan sadar bahu-membahu berupaya mengembalikan anak untuk menjadi lebih baik.
- Orangtua yang harus mendekat kepada anak. Dalam kondisi sekarang, intensitas yang jarang antara orangtua dan anak akan mempersulit dalam menerapkan strategi pembelajaran moral pada anak.
- Terakhir, tetaplah berikhtiar dengan sabar yang didukung oleh pengetahuan dan doa.