Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
iklan space 728x90px

Prospek Bank Syariah dan Kendalanya di Indonesia

Sumber-Informasi.com - Prospek bank syariah di masa depan sangat baik. Beberapa faktor yang mendukung keyakinan tersebut adalah adanya potential market penduduk Indonesia yang lebih dari 80% muslim. Selain juga pengalaman selama krisis ekonomi yang masih dirasakan hingga saat ini menunjukkan bahwa bank syariah masih dapat survive bahkan tetap dapat berekspansi. Sementara bank-bank konvensional banyak yang berguguran.

Faktor lain adalah tidak adanya problem negative spread di perbankan syariah karena tidak mengenal konsep bunga. Dukungan pemerintah, dalam hal ini Bank Indonesia, juga sangat baik dalam pengembangan bank syariah di Indonesia. Dalam perbankan syariah juga dimungkinkan adanya sindikasi pembiayaan antar bank-bank syariah dalam misi sosial seperti pembiayaan proyek pertanian.


Sementara itu mengenai letak kekuatan Bank Muamalat Indonesia (BMI) dalam bertahan dari badai krisis adalah dengan adanya sistem bagi hasil BMI tidak mengalami negatif spread, sebagaimana dialami bank konvensional yang harus membayar bunga sampai 70% kepada deposannya. Padahal income yang diterima dari pengusaha tidak memadai.

Di Bank Muamalat, para deposan menyadari bahwa apa yang mereka dapatkan sesuai dengan keuntungan para pengusaha. Kekuatan lain Bank Muamalat adalah karena kita menganut prinsip prudential bangking, sehingga kita yang tidak bermain di spekulasi. Kita hanya bermain di sektor riil sehingga tidak terkena dampak seperti sistem spekulasi di pasar uang, di forex, dan sebagainya. Tetapi dengan total asset yang tidak melebihi 1% dari dunia perbankan, sebetulnya sumbangan Bank Muamalat terhadap makro ekonomi secara keseluruhan tidak terlalu signifikan. 

Adapun mengenai perkembangan bank syariah setelah keluarnya Undang-Undang No. 10 tahun 1998 berarti secara resmi beban pengembangan bank syariah sudah berada di tangan pemerintah. Selain optimisme perkembangan bank syariah di masa depan, bukan berarti bahwa semua itu tidak mengalami kendala. Dari analisa dan pengalaman di lapangan, diketahui beberapa kendala yang dihadapi oleh perbankan syariah. Antara lain karena masih terbatasnya pemahaman masyarakat mengenai kegiatan usaha bank syariah. Keterbatasan informasi mengenai bank syariah menyebabkan banyak masyarakat mempunyai persepsi yang kurang tepat mengenai bank syariah. 

Ada anggapan bahwa Bank Muamalat Indonesia atau bank syariah itu adalah bank yang sektarian, hanya untuk agama tertentu saja. Persepsi yang lain, bahwa bank syariah tanpa colateral, tidak boleh mengambil colateral. Sehingga datang orang-orang yang pembiayaannya tidak terlalu layak.

Beberapa kendala lain yang dihadapi adalah masih terbatasnya jaringan kantor bank syariah, ketentuan pendukung usaha seperti standard akuntansi, standard fatwa, dll, yang belum lengkap, juga keterbatasan SDM yang memiliki ketrampilan teknis.

Dari berbagai kendala yang ada, diakui bahwa peranan perbankan syariah belum optimal terhadap perbankan secara nasional. Sementara, pembinaan dan pengawasan perbankan termasuk bank syariah, pemerintah mewajibkannya untuk memelihara tingkat kesehatan sesuai ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain. Metode pengawasan, baik tidak langsung (off site supervision) maupun pengawasan langsung (on site supervision), juga dilakukan terhadap bank syariah.

Maman Soleman
Maman Soleman Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Sumber Informasi di Google News