Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
iklan space 728x90px

Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire, Mencari Safir ke Singapura

Sumber-Informasi.com - Detektif genius Sinichi Kudo bekerja sama dengan sang pencuri ulung, Kaito Kid. Mereka yang sebelumnya kerap bentrok, kini bahu-membahu memecahkan misteri pembunuhan di Marina Bay Sands, Singapura. Kegeniusan Sinichi dan ketangkasan Kaito membentuk perpaduan hebat yang dapat mengatasi segala rintangan dan ancaman.

Aksi mereka terdapat dalam film animasi Jepang berjudul "Detective Conan: The Fist of Blue Sapphire" garapan sutradara Tomoka Nagaoka, produksi TMS Entertainment. Film berdurasi 110 menit ini menampilkan alur cerita garapan Takahiro Okura yang bersumber dari seri manga "Case Closed" karya Gosho Aoyama.

Edisi ke-23 dari rangkaian film adaptasi "Case Closed" yang punya nama lain "Detective Conan" tersebut mengambil setting di Singapura. Hal itu menghadirkan suasana baru mengingat edisi-edisi film sebelumnya mengangkat latar di Jepang. Sebagian dialog menggunakan bahasa Inggris, menyesuaikan dengan latar film.

Film rills di Jepang lebih dulu, mulai beredar di Indonesia pada pekan terakhir Juli. Mengutip dari laman gojin-shi.com, sejumlah 313.724 tiket terjual pada hari pertama perilisan di Jepang, menggambarkan antusiasme publik akan film. Sementara itu, berdasarkan informasi pada laman crunchyroll.com, film memecahkan rekor daripada edisi-edisi terdahulu, meraih pendapatan 1,88 miliar yen sepanjang pekan pertama setelah rilis.

Sutradara Tomoka mengemas alur cerita secara rapi, menempatkan adegan pembunuhan tokoh bernama Sherilyn Tan pada bagian prolog, dan segera menghadirkan efek yang menggugah penasaran. Dia pun menyertakan penjelasan perihal jati diri tokoh Sinichi, informasi bagi penonton yang baru mengikuti rangkaian serial "Detektif Conan". Tubuh Sinichi menciut akibat efek obat terlarang, menjadi tampak seperti anak-anak. Setelah tubuhnya menciut, Sinichi memakai nama Conan Edogawa, dan tinggal bersama Kogoro Mori serta Ran Mori.

Penerapan efek animasi dan kemasan sinematografi apik mewarnai suguhan film. Pengambilan gambar dengan high angle mengisi beberapa bagian adegan, mengekspos keindahan panorama Kota Singapura, menampakkan beberapa gedung ikonik lain di Singapura, di antaranya Hotel Raffles dan Singapore Indoor Stadium. Musik tema khas film turut menjadi bagian yang menebalkan latar emosi cerita.

Plot mengangkat konspirasi di balik penemuan safir legendaris yang tenggelam bersama kapal perompak di perairan sekitar Singapura. Tokoh bernama Leon Lowe mengincar safir guna melancarkan ambisinya, menata ulang Singapura. Leon membutuhkan safir untuk membujuk gerombolan bajak laut bersedia bersekongkol. 

Sementara itu, Kogoro, Ran, serta Sanoko Suzuki berlibur ke Singapura, Sinichi atau Conan (identitas setelah tubuh-Sinichi menciut) ingin ikut berangkat ke Singapura, tetapi terkendala paspor. Kaito melakukan triknya yang ajaib, membuat Conan bisa ikut berangkat ke Singapura. Kaito memerlukan kegeniusan Conan guna memuluskan rencana pencurian safir yang menjadi motif utamanya berangkat ke Singapura.

Cerita mengarahkan pemikiran menduga Leon Lowe sebagai dalang pembunuhan Sherilyn Tan, bagian cara untuk mendapatkan safir. Akan tetapi, rangkaian film animasi itu terkenal akan kerumitannya, belum tentu Leon yang melakukan pembunuhan. Pelaku pembunuhan sesungguhnya terungkap pada bagian akhir film, motifhya pun di luar dugaan.

Lembaga Sensor Film menyatakan, film tersebut laik dikonsumsi bagi berusia 13 tahun ke atas. Faktor yang mendasari LSF menentukan segmentasi usia tersebut bisa jadi karena adegan kriminal dan pembunuhan dalam film.

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Sumber Informasi di Google News