Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer
iklan space 728x90px

Candi Cangkuang, Satu-satunya Candi Peninggalan Hindu di Tatar Sunda

Sumber-Informasi.com - Candi Cangkuang di Kabupaten Garut merupakan candi pertama yang ditemukan di Jawa Barat serta disebut sebagai satu-satunya candi peninggalan Hindu di Tatar Sunda. Letaknya di daratan di tengah danau atau Situ Cangkuang, tepatnya di Kampung Pulo, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles, Kabupaten Garut.

Bermula ketika Uka Tjandrasasmita dan timnya melakukan penelitian pada 1966. Riset dilakukan menurut catatan Vorderman dalam buku berjudul Notulen Bataviaasch Genotschap keluaran 1893 yang mengatakan bahwa di Desa Cangkuang ada makam kuno dan arca yang telah rusak. Dikatakan kalau temuan tersebut terletak di bukit Kampung Pulo.

Dari buku itu, Uka Tjandrasasmita dan tim peneliti Prof. Harsoyo mulai mencari situs. Pada 9 Desember 1966 ditemukan batu-batu reruntuhan candi. Di samping candi terdapat pula makam kuno serta area Siwa di tengah reruntuhan bangunan. Makam kuno tersebut kelak diidentifikasi sebagai makam Embah Dalem Arief Muhammad, yakni pemuka agama yang menyebarkan Islam di kawasan Cangkuang, juga pendiri Kampung Pulo.

Berdasarkan penemuan reruntuhan candi, tim peneliti melakukan penggalian. Di dekat makam, peneliti menemukan fondasi candi berukuran 4,5 x 4,5 meter dan batu candi lain yang berserakan. Ditemukan pula benda yang diperkirakan berasal dari zaman megalitikum, yaitu serpihan pisau dan beberapa batu besar.

Pada 1974, dilakukan rekonstruksi secara menyeluruh. Dalam prosesnya, bebatuan asli dari bangunan candi hanya ditemukan sekitar 40% sehingga dibuatlah konstruksi bahan penyusun yang menyerupai bahan awal candi, mulai dari kaki candi, atap, dinding, hingga patung Dewa Siwa. Pada 1976, proses pemugaran selesai dan diresmikan pada 8 Desember.

Setelah direkonstruksi, Candi Cangkuang memiliki tinggi 8,5 meter. Tubuh candi berdiri di atas kaki berdenah bujur sangkar berukuran 4,5 x 4,5 meter. Atap candi bersusun-susun membentuk piramid. Sepanjang sisi, tiap-tiap susunan dihiasi sejenis mahkota-mahkota kecil seperti yang ada di beberapa candi Gedong Sanga. Berdasarkan tingkat kelapukan batuan dan kesederhanaan bentuk yang tidak memiliki relief, Candi Cangkuang diperkirakan dibangun pada abad ke-8. Makam Embah Dalem Arief Muhammad yang terletak di samping candi diperkirakan berasal dari abad ke-17.

Kini, Candi Cangkuang termasuk ke kawasan objek wisata Situ Cangkuang, bersama Kampung Adat Pulo, makam kuno, museum peninggalan Embah Dalem Arief Muhammad, dan Danau Cangkuang. Untuk mencapai candi, pengunjung harus menyeberang menggunakan rakit yang tersedia. [Fitrah Ardiansyah/PRM/23092019]

Maman Malmsteen
Maman Malmsteen Aktif menulis sejak tahun 1986 di media massa. Menjadi announcer di Radio Fantasy 93,1 FM sejak tahun 1999. Menjadi Blogger sejak tahun 2010. Sekarang aktif sebagai Content Writer untuk beberapa Blog/Website.
Follow Berita/Artikel Sumber Informasi di Google News